Perangkap Nyamuk Sederhana

Latar belakang

Perubahan musim yang terjadi di Indonesia membawa dampak buruk yang menyebabkan bermacam-macam bencana. Bencana yang terjadi diantaranya gempa bumi, Tsunami, tanah longsor maupun bencana banjir yang kerap kali datang tanpa pernah di duga. Bencana alam yang terjadi sering disertai berbagai macam penyakit.
Dengan perubahan cuaca yang sangat cepat berdampak pada timbul dan berkembanganya bibit – bibit penyakit. Salah satu penyebab penyakit yang kerap kali datang saat bencana banjir ditimbulkan oleh Nyamuk. Nyamuk dapat menyebabkan penyakit demam berdarah, malaria, kaki gajah. Penyakit demam berdarah dapat menyebabkan si penderita meninggal dunia bila tidak cepat-cepat ditangani dan ditanggulangi.
Banyak sekali yang dapat dilakukan untuk penanggulangan penyakit demam berdarah. Cara yang dilakukan Pemerintah adalah membagikan bubuk abate kepada setiap warga melalui kelurahan serta mengadakan penyuluhan mengenai cara membasmi nyamuk di sekitar. Tetapi hal itu tidak dilakukan secara rutin mengingat dana yang dibutuhkan tidak sedikit. Berbagai jenis obat-obatan dan lotion bermunculan untuk membasmi nyamuk. Obat-obatan yang dijual tidak terhindar dari dampak buruk yang ditimbulkan. Dampak buruk yang terjadi diantaranya sesak nafas, batuk dan lain sebagainya yang dapat mengganggu kesehatan.
Dampak yang kurang baik dari obat-obatan yang terjadi menyurutkan kelompok kami mencari solusinya. Kelompok kami mencoba membuat alat yang dapat bermanfaat untuk menguranggi jumlah nyamuk yang tidak menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan kita. Proyek pembuatan alat ini merupakan proyek mata kuliah MIPA. Kami berharap ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Pelaksanaan Proyek
Kenapa nyamuk yang kami jadikan objek dari alat percobaan yang kami buat? Nyamuk merupakan serangga kecil yang mematikan. Penyebaran virus dan berbagai penyakit di bawa oleh nyamuk. Demam berdarah dan malaria contohnya. Penyakit yang satu ini penyebarannya dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti dan nyamuk Anopheles.
Proyek ini dibuat untuk pemenuhan tugas Praktikum MIPA dan menanggulangan sampah di sekitar kita yang dapat pula menyebabkan bencana banjir. Sampah yang sulit terurai dapat menyebabkan banjir kkarena timbunan sampah yang menghambat arus air di sungai dan berbagai penyakit yang ditimbulan dari aroma yang ditimbulkan. Banyak cara yang digunakan untuk pengurangan sampah selain proses pembakaran yaitu pemanfaatan barang-barang tidak terpakai atau yang disebut dengan sampah.
Pemanfaatan sampah yang kami pakai adalah botol bekas minuman, kantong plastik hitam yang berserakan di mana-mana, sulit terurai dan penyebab banjir. Bahan dan alat yang kami perlukan dalam pembuatan proyek ini adalah :
1Botol air mineral / soft drink ( 2000ml / 2 liter).
21 gram ragi bubuk
350 gram gula pasir
4200 ml air putih ber suhu 40?C
5Teko listrik
6Kantong plastik berwarna hitam
7Asturo hitam
8Gunting
9Pisau karter
10Double tape
11Karet gelang
12Solasi plastik
13Sendok plastic

Langkah langkah pembuatan :
Ambil botol Air mineral ukuran 2 liter yang sudah tidak digunakan lagi
Potong botol air mineral menjadi 2 bagian menggunakan pisau karter ±10 – 15 cm.

Panaskan air sebanyak 200 ml dan masukkan gula sebanyak 50 gram ke dalam air yang masih panas. Haduk hingga butiran – butiran gula larut.


Masukkan ragi bubuk ke dalam botol plastic. Lalu dinginkan air gula menjadi 40®c dan masukkan ke dalam botol plastic tanpa melakukan pengadukan agar berangsur – angsur dengan gula memproduksi CO2.



Setelah memasukkan larutan ke dalam botol yang berisi bubuk ragi, lalu ambil bagian atas botol dan tutup dengan cara membalikkan mulut botol mengarah kebawah botol


Lapisi bagian luar botol menggunakan karton berwarna hitam atau menggunakan kanton pastik berwarna hitam untuk membuat bagian botol menjadi berwarna gelap
Sebaiknya alat tersebut diletakkan di tempat yang gelap dan di sudut ruangan


Karton/ kantong pastik berwarna hitam untuk membuat bagian botol menjadi berwarna gelap
Sebaiknya alat tersebut diletakkan di tempat yang gelap dan di sudut ruangan.

Uji coba proyek dan tindak lanjutnya


Kelompok kami membuat 4 proyek MIPA ini dan diletakan di tempat yang berbeda. Alat uji coba pertama kali dibuat di rumah Jeffri, yang ke dua di kampus yang diletakan di lantai 4 gedung G tepatnya di dekat ruang redaksi mading, yang ke tiga di sekolah TK “ X “ dan yang ke empat di rumah Sevtiany. Keesokan harinya alat belum menghasilkan tanda-tanda hadirnya nyamuk.
Hari ke dua terdapat kecoa pada alat yang di cobakan di kampus. Hari ke tiga dan ke empat tidak terdapat nyamuk di dalam alat percobaannya. Kami menyelidiki mengapa kecoa yang kami dapat pada alat percobaan di kampus. Kami menemukan alasannya, karena alat tersebut di letakan di luar rungan, yang memungkinkan serangga lain datang. Tindakan yang kami lakukan pada alat percobaan di kampus adalah pemindahan alat yang semula di depan ruang redaksi mading dipindah ke dalam ruangan mading.
Alat percobaan di rumah dan di sekolah belum mendatangkan seekor nyamuk pun. Yang terjadi dengan alat ini adalah menimbulkan aroma yang timbul akibat fermentasi antara air larutan gula dan ragi, serta terjadinya perubahan warna air lautannya menjadi putih kekunung-kuningan. Kami sempat kecewa dengan hasil alat yang kami buat karena pada hari ke dua sampai ke lima belum mendapat nyamuk, bahkan akan mengganti proyek yang lain. Akhirnya kami meminta usulan kepada dosen pembimbing kami dan disuruh membuat alat percobaan yang sama tetapi menerapkan ukuran yang benar-benar sesuai ketentuan. Pada hari ke enam kelompok kami membuat 2 alat yang baru dan kami meminta tetangga kami untuk mengujinya.
Pada hari ke tujuh saat kami melakukan pengamatan pada alat percobaan di sekolah TK “ X “ terdapat 1 ekor nyamuk dan sampai hari ke delapan bertambah 1 ekor lalat. Alat percobaan di kampus pada hari ke empat belas terdapat 1 ekor nyamuk, hari ke delapan belas bertambah lagi 1 ekor, hingga hari ke Sembilan belas terdapat 9 ekor nyamuk dan 1 ekor kecoa.

Keterkaitan Proyek Dengan Materi IPA :

Kami menggunakan sifat-sifat air sebagai panduannya. Salah satu sifat air adalah air dapat menempati wadahnya, air yang kita gunakan dapat menempati botol yang digunakan. Sifat permukaan air yang tenang selalu mendatar, nyamuk sangat senang dengan tempat air yang tenang untuk proses perkembang biakannya. Sifat air memiliki volume yang tetap, karena proses ini memakan waktu yang lama untuk proses pengamatan kelompok kami memilih air yang volumenya tidak berubah-ubah sehingga hasil pengamatannya menjadi pasti. Dan yang terakhir sifat air yang digunakan adalah air dapat melarutkan benda padat, air yang digunakan dapat melarutkan gula dan ragi yang digunakan untuk proses fermentasi.
Selain menggunakan materi sifat air, kelompok kami menggunakan materi penggunaan pemahaman perubahan penampakan bumi dan langit sehingga dapat mengkaitkan antara Sumber Daya Alam dan cuaca dengan lingkungan, contohnya penggunaan sampah sebagai bahan yang dapat dimanfaatkan kembali.
Keterkaitan Proyek Dengan Materi Matematika :
Materi yang kami gunakan adalah penggunakan satuan ukur panjang dan berat. Dalam proses pembuatannya menggunakan berbagai macam ukuran berat dan panjang, diantaranya adalah 2000 mili liter = 2 liter, 50 gram gula, 1 gram ragi dan ukuran pemotongan botol 10 cm dan 15 cm.
Selain menggunakan pengukuran siswa dapat juga menggunakan materi perbandingan bila menggunakan ukuran tempat yang lebih besar, maka ukuran bahan dan alat juga diperbesar.
Kelompok II
Devie Handayanie 2007035002
Sevtiany Asianthree Rahayu 2007035004
Stefanus Jeffry Limandau 2007035015

19 April 2010 3 comments

3 comments:

  1. Admin mengatakan...:

    ada juga seperti yang di http://perangkapnyamuk.net bedanya kira2 apa ya

  1. Anonim mengatakan...:

    Berarti percobaannya gagal dong yaaa?

  1. Aneka mengatakan...:

    kalau saya sih mending pakai Hit Obat Nyamuk karena mudah penggunaannya

Posting Komentar

html hit counter

powered by
Free Domain Name