Pendidikan Bahasa Indonesia Perlu Dibenahi

Pengamat bahasa Indonesia dari Universitas Udayana, Prof Dr Aron Meko Mbete menilai, pendidikan bahasa Indonesia pada lingkungan pendidikan di sekolah sejauh ini masih perlu dibenahi.

"Para siswa lebih ditekankan pada kemampuan menghafal untuk tujuan kesiapan menghadapi ujian dan bukan pada kemampuan berkreasi," kata Prof Aron yang juga guru besar linguistik di Fakultas Sastra Unud itu, di Denpasar, Rabu (23/11).

Akibatnya, penguasaan bahasa pemersatu ini belum maksimal dikuasai oleh para generasi muda di Tanah Air.

"Cara penyampaian di jenjang pendidikan pun cenderung membosankan karena lebih condong untuk kepentingan mengejar target pencapaian nilai semata," ujarnya.

Akan menjadi lebih baik, katanya, jika dalam pelajaran diberi waktu dan ruang para peserta didik untuk berdiskusi, berdebat, dan kreasi dalam menulis serta membaca. "Dengan demikian pemikiran dan penalaran generasi muda pun akan berkembang dalam kebahasaan. Berkreasi sesungguhnya dapat pula dilakukan secara lingual kulturalisme melalui kebahasaan," ucapnya.

Dia pun meyakini, tidak sedikit pelajar maupun generasi muda yang jago berdebat tentang bahasa Indonesia, namun perhatian masyarakat dan dunia pendidikan terhadap bidang ini tampaknya masih jauh lebih kecil dibandingkan pada bidang ilmu pasti, teknologi, dan bahasa asing. Banyak anak-anak bangsa yang potensial, tetapi dibelenggu oleh sistem pendidikan yang mengejar formalitas.

Menurut Profesor Aron, kompetensi para guru juga mesti turut dibenahi agar jangan seperti selama ini, di mana pengetahuan kurang memadai dan terlalu sibuk dengan urusan administrasi. Ujung-ujungnya menjadi tidak intesif mendampingi pengembangan kebahasaan peserta didik.

Di sisi lain, Prof Aron juga mengkritisi penggunaan bahasa Indonesia pada media informasi yang seringkali mencampuradukkan istilah asing, padahal masih ada padanannya dalam bahasa Indonesia. "Kalau lebih banyak bahasa asing, bukan maksud menggerogoti atau menghambat perkembangan bahasa, bagi saya harus lebih dominan menggunakan bahasa baku yakni bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu," katanya. Menurut dia, bagaimanapun media sangat memengaruhi penggunaan bahasa dalam masyarakat.


http://www.wartakota.co.id

03 Januari 2012 0 comments

0 comments:

Posting Komentar

html hit counter

powered by
Free Domain Name